Rokok, bukan untuk orang berakal

Kemarin (23/12/2010) saya mengikuti suatu kajian di politeknik Telkom. Dalam kajian tersebut, aa Gym memberikan tausiahnya. Tapi di tulisan ini, saya tidak akan bercerita tentang tausiah yang diberikan aa Gym saat itu. Saya akan menuliskan suatu kisah tentang rokok yang diceritakan aa Gym sebagai selingan saat beliau tausiah. Tentunya cerita ini sudah dikembangkan dengan sedikit imajinasi dari penulis.. :D

Begini ceritanya...



Suatu hari di perusahaan rokok terkemuka, seorang pemilik perusahaan tersebut ingin mendengar komentar dari anak buahnya tentang dirinya, dan bisnis rokoknya. Bos itu mengumpulkan beberapa anak buahnya di suatu ruangan.

Bos: "Anak buahku sekalian, apa kalian tau untuk apa kalian dikumpukan disini?"
Anak buah: "Tidak Bos..." (serempak)
Bos: "Oke. Saya kumpulkan kalian disini untuk mendengar komentar atau pertanyaan kalian tentang diri saya, dan bisnis saya ini."
Anak Buah: "Ooohhh..." (serempak lagi)
Bos: "Sekarang saya ingin dengar komentar atau pertanyaan kalian"

Batu Kecil

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok
yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan
pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.
Pekerja itu berteriak-teriak,tetapi temannya tidak bisa
mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-
orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di
bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan
temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu
lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi
usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide.

Kisah seorang pendo’a


Ketika kumohan pada Allah kekuatan,
Allah memberiku kesulitan agar menjadi kuat

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan,
Allah memberiku masalah untuk ku selesaikan

Ketika ku mohon pada Allah Kesejahteraan,
Allah memberiku akal untuk berpikir

Ketika ku mohon pada Allah keberanian,
Allah memberiku kondisi bahaya untuk ku atasi

Ketika ku mohon pada Allah sebuah cinta,
Allah memberiku orang-orang bermasalah untuk ku tolong

Ketika ku mohon pada Allah bantuan,
Allah memberiku kesempatan

Aku tak pernah menerima apa yang ku pinta
Tetapi aku menerima segala yang ku butuhkan
Do’a ku terjawab sudah



Kutemukan tulisan ini dalam sebuah file yang berjudul "Tidak Ada yang Sia-Sia" yang ada di laptopku...
Semoga dengan tulisan ini kita lebih menyadari bahwa Allah memang mendengar dan mengabulkan doa kita.
Dia mengganti keinginan kita dengan sesuatu yang terbaik.
Karena Dia tau apa yang sesungguhnya kita butuhkan...

Ku inginkan yang berjilbab, bukan cuma penutup kepala..

Nah ini juga sebenarnya tulisan yang sudah lama saya buat, tepatnya tanggal 03/11/2009. (Cukup lama juga yah...). Tapi gak papa lah... Toh menurut saya, masih layak dibaca. :D
Sok monggo dibaca yaa....


Usiaku sekarang hampir menginjak 20 tahun. Bagiku usia segitu sudah cukup memberiku banyak pelajaran dan pengalaman hidup.

Dan sekarang aku memimpikan atau mungkin lebih tepatnya mengidamkan seorang wanita yang nantinya mendampingiku mengabiskan sisa usiaku di dunia ini, dan semoga kelak di akhirat juga.
Namun aku bukan mengidamkan sembarang wanita. Aku tidak ingin salah pilih dalam hal ini. Karena aku tau kalau hal ini bukan hanya akan bardampak pada diriku akan tetapi juga berdampak pada Irfan Irfan junior alias keturunanku.

Aku mengidamkan seorang wanita yang seiman, berasal dari keturunan yang baik, bisa menggunakan hartanya sebaik mungkin, dan juga cantik yang pasti. Siapa sih yang ga mau menikah dengan wanita yang kuat imannya, yang cantik parasnya, yang bisa menggunakan hartanya sebaik mungkin, dan juga berasal dari keluarga yang baik2.
Namun menurutku dari 4 kriteria tersebut, 3 mungkin bisa lebih gampang diliat. Tapi kriteria yang no.1 bagiku bukan hanya soal seiman. Tetapi juga harus benar2 tau apa itu iman dan bagaimana seharusnya orang beriman itu bersikap.

Aku hanya tau apa yang ku inginkan, dan tak tau yang ku butuhkan...

Gara2 ngeliat salah satu temen yang lagi giat2nya nge-blogging jadi ikut2an pengen nulis2 di blog nih.
Tapi sayang, belum ada inspirasi mau nulis apaan. Jadi untuk melampiaskan hasrat nge-blogging ini, saya putuskan untuk re-posting tulisan yang sudah lama saya buat dan sebenarnya sudah pernah dipublish tetapi di blog yang berbeda...

Nah silahkan baca dan komentari yaa... :D


Manusia memang pada hakikatnya memiliki berbagai macam keinginan yang semakin hari semakin mejadi saja. Tapi sebenarnya apa yang kita inginkan belum tentu sesuatu yang kita butuhkan. mungkin terkadang kita menginginkan sesuatu tetapi setelah sesuatu itu kita dapatkan, kita baru menyadari kalau yang kita inginkan sebenarnya tidak kita butuhkan.

itulah yang sering terjadi juga dalam kehidupanku. aku sering menginginkan macam2 tetapi ternyata sebenarnya keinginanku itu hanyalah nafsu belaka, karna yang ku inginkan itu hanyalah sebagai pemuas nafsuku, bukan yang benar2 ku perlukan..

melihat kembali keinginanku beberapa bulan yang lalu. saat itu banyak sekali yang ku inginkan, diantaranya aku ingin menjadi asisten praktikum, menjadi anggota Study Group (SG), dan ingin mengenal lebih jauh seseorang yang telah ku kagumi.

Jangan mendzolimi diri sendiri

Dzolim yang ku tau adalah suatu istilah yang berarti kita telah menempatkan/memperlakukan sesuatu yang tak semestinya. banyak sekali kejadian yang bisa disebut dzolim. Contohnya saja jika kita menganiaya orang lain, itu termasuk perbuatan yang bisa dikategorikan dzolim.

Dzolim bukan hanya menyangkut perbuatan yang kita lakukan terhadap orang lain. Tetapi hal ini bisa juga kita lakukan terhadap diri kita sendiri. Mungkin kita tak pernah menyadari atau mungkin tak mau menyadari bahwa sering kali kita mendzolimi diri sendiri. Hal ini sering juga saya lakukan. Kemarin (22/10/10) saya telah mendapat teguranNya untuk tidak mendzolimi diri sendiri lagi dan harus lebih memperhatikan diri sendiri tanpa bermaksud memanjakan diri.

Mungkin ada yang sudah tau tentang apa yang dimaksud dengan mendzolimi diri sendiri. Atau mungkin malah bingung dengan penjelasan yang saya bagikan diatas. hehe.. Maklum saya masih dalam tahap belajar merangkai kata tuk menjadi kalimat yang bermakna.

Untuk lebih memperjelas tentang dzolim terhadap diri sendiri, akan saya ceritakan kisah hidup saya yang berkaitan dengan hal tersebut.