Saat imanku turun, semoga tak ada kesempatan berbuat maksiat Repository: Saat imanku turun, semoga tak ada kesempatan berbuat maksiat

Saat imanku turun, semoga tak ada kesempatan berbuat maksiat

Manusia memang diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepadaNya. Tapi beberapa orang salah mengartikan ibadah dalam hal ini. Beberapa hanya beranggapan yang namanya ibadah dilakukan dengan shalat, tadarus, puasa, pokoknya yang hanya menyangkut dirinya dan Allah sang pencipta alam semesta. Pandangan tersebuat memang tidak sepenuhnya salah. Namun, jangan lupa kita diciptakan berbeda-beda mulai dari perbadaan gender, suku, dan ras untuk saling mengenal. Lebih dari itu kita semua diciptakan untuk saling menolong dalam berbuat kebaikan.

Ibadah yang Allah kehendaki meliputi 2 hal. Pertama ibadah dengan menjaga hubungan kita dengan Allah, biasa disebut Habluminallah. Dan yang kedua adalah Habluminannas, ibadah dengan menjaga hubungan antar sesama makhluk Allah. Memang tidak mudah rasanya kita menjalani 2 macam ibadah tersebut. Terlebih lagi kita dituntut untuk adil dalam menjalankannya. Kita tidak boleh hanya mengutamakan hubungan kita dengan Allah, dan tidak memperdulikan hubungan antar sesama manuisia. Tapi, sulit bukan berarti tidak mungkin terlaksana. Jika kita berusaha semaksimal mungkin, Insyaallah akan terlaksana sebagaimana mestinya. Toh kita memang ditakdirkan sebagai makhluk yang harus berusaha, seperti dalam Al Qur'an telah dijelaskan bahwa tidak mungkin nasib suatu kaum akan berubah jika kaum itu sendiri tidak pernah berusaha mengubahnya..

Kita semua adalah manusia biasa. Tak memiliki sifat maksum seperti nabi dan rasul yang senantiasa Allah tegur jika akan melakukan kesalahan sehingga dapat terhindar dari dosa. Kita pun sering mendengar suatu ungkapan bahwa, "Kesalahan datangnya dari kita manusia, tetapi kesempurnaan hanya milik Allah semata". Kesempurnaan memang hanya milik Allah, dan kita sebagai manusia memang tidak luput dari yang namanya kesalahan. Tapi perlu diingat, ungkapan tentang manusia tidak luput dari kesalahan bukan diartikan kita dengan mudahnya melakukan suatu kesalahan karena kodrat kita yang tak kan mungkin terbebas dari kesalahan. Kita harus meminimalisasi kesalahan yang kita perbuat. Kita semua tau, semua yang kita lakukan di dunia ini sekecil apapun akan mendapat balasan yang sangat setimpal di pengadilan Allah kelak.


Aku seorang manusia yang telah menghabiskan waktu di dunia sekitar 20 tahun selalu ingin mengurangi kesalahan. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, dan aku pun tidak ingin melakukan kesalahan yang baru lagi. Aku selalu ingin semakin baik dari hari ke hari. Aku sadar, imanku kadang goyah. Terkadang imanku dalam keadaan menanjak, kadang pula menurun. Saat imanku naik, aku selalu berusaha melakukan segala hal positif sebanyak mungkin yang aku bisa. Saat imanku sedang menurun, entah mengapa sulit bagiku untuk melakukan kegiatan yang positif malah terkadang ku akui lebih menjurus ke hal yang negatif, naudzubillah....

Saat imanku menanjak, seringkali muncul niat pada diriku untuk berbuat hal positif sebanyak2nya. Saat itu, aku hanya berharap Allah memberiku kesempatan seluas2nya untuk berbuak baik dan berharap agar imanku tidak surut lagi.

Saat imanku turun, sulit sekali untukku menggerakkan diri untuk berbuat baik. Seperti tak ada niat untuk melakukannya. Terkadang malah muncul pikiran2 yang mengajakku berbuat yang tidak baik. Aku hanya bisa berharap semoga saat imanku turun, Allah tidak menghadapkanku terhadap ujian2 berat seperti kemaksiatan, yang besar kemungkinan aku bisa tergelincir dalam hal itu. Aku takut, aku tidak dapat membangunkan imanku jika aku telah terperosok ke dalam jurang kemaksiatan. Aku takut terlena akan kemaksiatan duniawi yang semakin sulit dihindari.

Aku pun takut jika perjalanan ibadahku berakhir saat imanku dalam keadaan menurun. Aku tidak siap jika dalam keadaan itu, tanganku, kakiku, seluruh anggota badanku mulai berbicara dihadapan Allah dalam pengadilanNya kelak. Aku tidak dapat berbohong, aku tidak bisa membela diri. Apalagi saat itu mulutku yang seringkali ku lakukan untuk berbohong, menggunjing, menyakiti orang lain, terkunci serapat2nya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Aku ingin saat terakhirku nanti, aku sedang dalam keadaan sebaik2 mungkin kedaanku. Aku ingin berakhir seperti yang orang2 inginkan, yakni berakhir dalam keadaan Khusnul Khotimah. Meskipun aku tau tak mudah meraih apa yang ku inginkan itu. Namun sekali lagi, tak mudah bukan berarti tak mungkin. Semua hanya butuh usaha, tawakal, dan ikhtiar. Maka Insyaallah akan dipenuhi segala keinginan kita jika memang itu baik untuk kita. Jika tidak, pasti Allah punya rencana lain yang pasti lebih baik dari yang kita inginkan.

Memang inilah hidup, banyak ujian yang mesti kita lalui supaya kita lebih kuat dari sebelumnya. Allah tak akan memberikan ujian melebihi kemampuan hambanya. Seorang hamba yang mengaku beriman, akan tetap diuji olehNya sebagai tanda cinta Allah akan umatnya. Allah ingin tau seberapa besarkah iman kita kepadanya, apakah hanya iman lewat lisan, ataukah iman sebenar2nya iman kepadaNya. Kita semua yang tau apakah kita benar2 beriman, dan kita harus membuktikan iman kita kepdaNya melalui ujian2Nya yang diberikan kepada kita dengan sabar, tawakal, dan ikhtiar.

Dan ingatlah segala sesuatu dimulai dari niat. Jika niat kita baik InsyaAllah akan ditunjukkan segala jalan untuk melalui ujian yang diberikan olehNya kepada kita. Semoga senantiasa kita memiliki niat yang tulus hanya mengharap ridho Allah semata, agar kita tidak terjerumus kepada kemaksiatan yang ada disekitar kita sebanyak apapun itu. Amin....
0 Responses

Silahkan tinggalkan jejak dengan berkomentar... \(^o^)/